JAKARTA, HAWA – Pemerintah Korea Utara menahan tiga pejabat militer setelah insiden kecelakaan saat gagal luncurkan kapal perang Korut pada awal Mei 2025. Penahanan ini menyusul perintah langsung dari pemimpin tertinggi negara tersebut.
Menurut laporan dari lembaga pertahanan Korea Selatan, kecelakaan terjadi saat peluncuran kapal perang kelas baru yang rencananya memperkuat armada laut Korut. Kapal mengalami kerusakan teknis yang menyebabkan ledakan kecil saat peluncuran berlangsung di galangan kapal utama wilayah timur.
Tiga pejabat yang tersebut bertanggung jawab atas pengawasan teknis dan manajerial proyek tersebut. Mereka adalah kepala insinyur program kapal, perwira pengawas peluncuran, serta salah satu direktur dari departemen logistik militer.
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengonfirmasi bahwa kecelakaan ini menandai kegagalan terbaru dalam program modernisasi militer Korut. Penahanan dilakukan setelah pemimpin negara tersebut menyampaikan pernyataan resmi yang menekankan pentingnya disiplin dan tanggung jawab penuh dalam proyek strategis nasional.
Sejumlah media internasional mengaitkan insiden ini dengan peningkatan tekanan internal pada militer Korut. Proyek kapal perang baru menjadi bagian dari agenda utama penguatan militer sejak 2023. Namun, catatan sebelumnya menunjukkan beberapa masalah teknis dalam produksi kapal dan senjata berat Korut.
Pemerintah Korea Selatan menyatakan akan terus memantau perkembangan situasi melalui kerja sama dengan lembaga pertahanan sekutu di kawasan. Laporan lebih lanjut mengenai penahanan ketiga pejabat tersebut belum dirilis secara resmi oleh media pemerintah Korut.
Situs resmi Ministry of Unification Korea mencatat bahwa pengawasan terhadap aktivitas militer Korut menjadi perhatian utama komunitas internasional sejak peluncuran rudal dan kapal perang meningkat selama dua tahun terakhir.
Insiden gagal luncurkan kapal perang Korut ini menjadi perhatian utama karena mencerminkan potensi tekanan internal dalam pengembangan alutsista negara tersebut. Beberapa analis juga menyoroti bahwa tindakan penahanan menunjukkan pendekatan disipliner yang ekstrem terhadap kegagalan teknis.ECA