PALU, HAWA – Ketua Komisi B DPRD Kota Palu, Rizki Hardianti Pakamundi, yang akrab disapa Kiki Pakamundi, turun langsung ke pasar Masomba untuk menemui pedagang usai beredarnya isu penggunaan formalin pada ikan yang dijual di pasar tersebut, Minggu (21/7).
Kehadiran Kiki disambut oleh puluhan pedagang yang mengeluhkan dampak dari isu tersebut terhadap omset penjualan mereka.
Kiki Pakamundi mendengarkan langsung keresahan para pedagang ikan yang merasa dirugikan oleh hasil uji laboratorium yang dirilis oleh Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah.
Para pedagang menyatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan formalin selama puluhan tahun berdagang di pasar Masomba.
Bahkan, mereka mengaku tidak mengetahui bentuk formalin seperti apa.
Dalam pertemuan tersebut, para pedagang menyesalkan tindakan Dinas Pangan yang merilis hasil uji sampel tanpa melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan mereka.
Akibatnya, omset pedagang ikan turun drastis selama tiga hari terakhir.
Sebelum isu ini mencuat, rata-rata omset harian pedagang mencapai Rp2,5 juta hingga Rp3 juta.
Namun, setelah isu formalin beredar, omset mereka anjlok menjadi Rp500 ribu hingga Rp700 ribu per hari.
Kiki Pakamundi menyatakan bahwa ia memahami kondisi yang dialami para pedagang ikan Masomba.
Sejak informasi mengenai penggunaan formalin beredar, Kiki terus menerima keluhan dari pedagang yang merasa dirugikan.
Ia berjanji akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palu serta Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah untuk menyelesaikan masalah ini.
“Saya minta Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palu segera berkoordinasi dengan Dinas Pangan Provinsi agar persoalan ini cepat selesai dan masyarakat kembali berbelanja di Masomba. Pedagang pun tidak mengalami kerugian yang berkepanjangan,” ujar Kiki Pakamundi.
Selain mendengarkan keluhan pedagang, Kiki Pakamundi juga mengungkapkan bahwa ia dan keluarganya merupakan konsumen setia pasar Masomba.
“Saya ini tiap lima hari ke Masomba, beli ikan, ayam, sayur, semuanya di Masomba,” tuturnya.
Kiki mengapresiasi para pedagang yang menyampaikan aspirasinya terkait persoalan tersebut.
Ia berjanji akan segera membahas masalah ini bersama anggota dewan kota dan pemerintah kota Palu untuk mencegah hal serupa terulang kembali.
Sementara itu, Dayat, salah seorang pedagang ikan di pasar Masomba, mengungkapkan bahwa akibat isu formalin tersebut, bukan hanya pedagang ikan yang mengalami penurunan omset.
Pedagang ayam dan sayur juga terdampak karena masyarakat mengurangi kunjungan ke pasar Masomba.
Di sisi lain, Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palu, Lidya, menyatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Pangan Sulawesi Tengah terkait hasil uji laboratorium yang beredar.
Lidya berharap koordinasi ini dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pasar Masomba dan memulihkan omset para pedagang yang terdampak isu formalin tersebut.***