TEHERAN, HAWA — Iran memiliki stok uranium sebanyak 408,6 kilogram dengan tingkat kemurnian 60 persen pada Mei 2025. Jumlah ini cukup untuk membuat sekitar 10 bom nuklir jika mereka memperkaya uranium tersebut lebih lanjut, menurut laporan terbaru Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Laporan IAEA menyebutkan bahwa stok uranium 60 persen Iran naik 50 persen dari Februari 2025. Tingkat kemurnian uranium ini hampir menyamai 90 persen yang digunakan untuk senjata nuklir. Situasi ini kembali memicu kekhawatiran global terkait arah program nuklir Iran.

Rafael Grossi, Direktur Jenderal IAEA, menyebut Iran meningkatkan produksi uranium, yang menjadi kekhawatiran serius. Kantor Perdana Menteri Israel juga menilai bahwa hanya negara yang mengejar senjata nuklir yang melakukan pengayaan seperti itu.

Menteri Luar Negeri Iran menolak tudingan tersebut. Ia menegaskan bahwa program nuklir negaranya hanya untuk tujuan damai dan tidak bermaksud membuat bom nuklir. Namun, negara-negara Barat tetap waspada dan menyoroti potensi penyimpangan dari perjanjian internasional.

Kondisi ini terjadi di tengah negosiasi sensitif antara Iran dan Amerika Serikat yang berupaya membatasi pengayaan uranium Iran. Situasi diplomatik menjadi semakin kompleks dengan meningkatnya ketegangan di kawasan.

IAEA mencatat Iran memiliki varian uranium dengan potensi tinggi untuk dikembangkan menjadi bom nuklir dalam waktu singkat jika Iran mengambil keputusan politik tersebut.

Sementara itu, komunitas internasional terus memantau perkembangan terbaru melalui forum resmi seperti IAEA dan pertemuan tingkat tinggi lainnya.ECA