DHARAMSHALA, HAWA — Dalai Lama menyampaikan bahwa penerusnya kelak tidak harus laki-laki, membuka peluang bagi kepemimpinan perempuan dalam institusi spiritual tertinggi umat Tibet. Dalai Lama menyampaikan pernyataan itu melalui pesan dalam Konferensi Keagamaan Tibet ke-15 di Dharamshala, India, pada 2 Juli 2025.

Pernyataan itu menjadi bagian dari pengumuman Dalai Lama tentang kelanjutan proses reinkarnasi setelah wafatnya. menegaskan bahwa Gaden Phodrang Trust akan mengelola seluruh tahapan pencarian penerus.

“Gaden Phodrang Trust memiliki wewenang penuh untuk mengawasi pencarian reinkarnasi saya, dan tidak ada yang lain yang bisa ikut campur,” ujarnya dalam pesan tersebut.

Dalam penjelasannya, Dalai Lama menyatakan bahwa suksesornya tidak harus kecil, sebagaimana tradisi sebelumnya. menyebut penerusnya bisa saja sudah dewasa agar langsung dapat menjalankan tugas kepemimpinan.

“Suksesornya mungkin dewasa, tidak tentu laki-laki,” mengutip The Guardian pada 2 Juli.

Pernyataan ini menandai perubahan signifikan dalam tradisi suksesi Tibet, yang selama lebih dari enam abad hanya mengenal pemimpin laki-laki sejak Dalai Lama pertama pada abad ke-14.

Meskipun wacana Dalai Lama perempuan sempat muncul sebelumnya, ini merupakan kali pertama menyampaikannya secara tegas menjelang masa transisinya.

Ketegangan Politik

Isu suksesi Dalai Lama telah memicu ketegangan antara komunitas Tibet dan . Beijing menyatakan bahwa proses reinkarnasi harus mengikuti peraturan nasional, termasuk penggunaan metode undian “golden urn”.

Namun, dirinya menolak campur tangan negara manapun dalam urusan spiritual, dengan menyatakan bahwa inkarnasi berikutnya akan terjadi di luar wilayah .

Pengumuman ini muncul beberapa hari menjelang ulang tahunnya yang ke-90 pada 6 Juli 2025. Dalai Lama menulis dalam memoarnya berjudul Voice for the Voiceless bahwa proses suksesi akan berjalan secara transparan dan mengikuti panduan tertulis yang ia siapkan untuk diumumkan setelah kematiannya.

Menurut laman resmi Dalai Lama, sejak 1969 ia menyerahkan keputusan terkait reinkarnasi kepada umat yang peduli terhadap keberlanjutan institusinya. Sementara itu, komunitas diaspora Tibet menyambut pernyataan ini sebagai langkah maju dalam menjaga tradisi sekaligus merespons tuntutan zaman.LIA