SOROWAKO, HAWA — PT Vale restorasi mangrove dan karang di pesisir Pasi-Pasi, Malili, Sulawesi Selatan pada 26 Juli 2025. Kegiatan ini melibatkan TNI AL, pemerintah daerah, organisasi konservasi, dan masyarakat lokal.
PT Vale menanam 2.000 bibit mangrove serta melakukan transplantasi 50 struktur terumbu karang dan pembangunan 20 rumah karang di kawasan Mangkasa Point. Upaya ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang dalam mendukung praktik pertambangan berkelanjutan.
“Kami sedang menanam ketahanan untuk masa depan. Ini bagian dari komitmen kami membangun pertambangan yang peduli lingkungan,” kata Abu Ashar, Wakil Presiden Direktur PT Vale.
Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia, namun lebih dari 50% telah rusak. Kajian ekologis PT Vale tahun 2022 mencatat hanya 30,96 hektar terumbu karang sehat dari 111 hektar yang ada, sementara ekosistem lamun tersisa 0,88 hektar. Mangrove di wilayah tersebut masih ada 647 hektar, tetapi dengan kepadatan rendah.
Menurut Endra Kusuma, Direktur Hubungan Eksternal PT Vale, kerusakan ekosistem pesisir dapat mengancam penghidupan masyarakat dan ketahanan pangan.
“Jika pesisir rusak, ekonomi dan harapan masyarakat ikut terdampak,” ujarnya.
Danlantamal VI Makassar, Brigjen TNI (Mar) Wahyudi menyatakan kegiatan ini juga mendukung pertahanan negara. Ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menjaga wilayah laut dan pesisir.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi antara TNI, pemerintah, PT Vale, dan masyarakat menjadi kunci menjaga warisan laut,” ungkap Wahyudi.
PT Vale sebelumnya juga menanam 1.000 bibit mangrove di Pasi-Pasi pada 28 September dalam rangka Hari Ozon. Penanaman dilakukan secara rutin sebagai bagian dari komitmen terhadap prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Kepala Desa Pasi-Pasi, Sofian Ibnu Hasim, menilai kegiatan ini sangat bermanfaat. “Alhamdulillah ini baik untuk desa. Harapannya bisa kami lanjutkan,” katanya.
PT Vale melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan ini untuk membuka ruang ekonomi alternatif, sekaligus menguatkan ketahanan iklim melalui pendekatan berbasis komunitas.LIA