MOROWALI UTARA, HAWA – Pertumbuhan ekonomi Morowali Utara mencatat rekor tertinggi di Sulawesi Tengah selama tiga tahun berturut-turut. Pada 2022, daerah ini mencatat angka 36 persen, disusul 16 persen pada 2023. Capaian ini menyalip Morowali yang sebelumnya mendominasi wilayah tersebut.
Menurut data pemerintah daerah, pencapaian ini didorong oleh program pembangunan desa dan penguatan UMKM. Salah satu program unggulan adalah Gerakan Membangun Desa atau “Gerbang Desa” yang mengalokasikan Rp1 miliar per tahun untuk setiap desa. Dana tersebut digunakan untuk infrastruktur desa, pengembangan usaha kecil, dan perlindungan sosial.
Sebanyak 70 persen dari dana Gerbang Desa difokuskan pada pembangunan jalan lingkungan, air bersih, dan fasilitas pertanian. Sementara 20 persen diperuntukkan bagi UMKM, dengan 10 persen sisanya dibagi antara pelatihan perangkat desa dan perlindungan melalui BPJS Ketenagakerjaan.
Selain itu, program ini telah melahirkan lebih dari 1.600 UMKM baru. Bahkan setiap desa mendapat anggaran untuk melindungi sekitar 280 kepala keluarga dari risiko kerja dan kematian.
“Pertumbuhan ekonomi Morowali Utara tidak lagi hanya bergantung pada industri, tetapi juga pada pemerataan pembangunan desa,” kata Bupati Delis Julkarson Hehi.
*Catatan: Data pertumbuhan ekonomi tahun 2020–2021 tidak tersedia. PAD 2024 mengacu pada RAPBD; PAD 2025 pada APBD final. Sumber: morowaliutarakab.go.id
Kebijakan pendidikan gratis, beasiswa tanpa seleksi untuk mahasiswa, serta pelatihan kerja bagi lulusan SMA juga menjadi bagian dari strategi pengembangan sumber daya manusia.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga menunjukkan peningkatan signifikan. Dari Rp52 miliar pada 2020, PAD meningkat menjadi Rp135 miliar pada 2023, dan diproyeksikan mencapai Rp266 miliar pada 2025.
Kombinasi program ekonomi desa dan efisiensi anggaran, membawa Morowali Utara menjadi sorotan sebagai model pertumbuhan berbasis pemerataan.LIA